SEX AFTER LUNCH 2
Cerita ini hanyalah fiktif dan khayalan belaka
Tokoh dalam cerita ini :
Aku (Pak Sardi ) :
Umur 44 tahun, gempal, berbulu dada, tinggi 170 berat 80 kg, berkumis tebal,
maried, manly, macho, rule sex : Vers (bot)
Pak
Pak Doni : Direktur
Marketing tempat ku bekerja, umur 55 tahun, perawakan, tinggi 165 cm berat 75
cm, berkumis, gempal, sedikit botak bagian depan keturunan chinese berkulit
putih, bermata sipit, humoris, married, putih, Rule Sex (Bot).
Pak Beni :
Pengacara , umur 45 tahun, perawakan tinggi 170 75 kg gempal manly berkumis
berbulu dada, putih, rapi, married, Rule Sex (Pure Top)
Tiga hari kemudian aku mengajak Pak Beni makan di food Court
yang ada di Gedung ini. Aku ingin menjalankan rencanaku mengenalkan Pak Doni
atasanku ke Pak Beni, tapi dengan kondisi kondisi yang dibuat seolah olah
kebetulan. Pak Beni mengiyakan ajakanku makan siang bersama di food court, dan
kami janjian ketemuan di Food Court sekitar pukul 11 : 00. Aku menyampai ke Pak Doni kalau aku akan
makan siang bersama Pak Beni siang ini, dia tampak tersenyum mendengarnya,
sesuai rencana nya nanti kita , Pak Doni nanti seolah2 ga sengaja ketemu aku dan Pak Beni, kemudian aku akan
menawarkan untuk bergabung hehehehe. Aku turun ke lantai food court sesuai jam
janjianku, kuliat Pak Beni sudah ada disana dia sudah memesan makanan dan duduk
di meja. Dia melambaikan tangannya sebagai tanda dirinya ada di meja itu, aku
pun memesan makan dan minuman kemudian duduk di mejanya. Sambil makan kami
berbincang bincang, dia bilang kalau dia kangen sama lubang saya, hehehe akupun
tersenyum mendengarnya. Aku bilang permainan Pak Beni sangat luar biasa, tapi
ketebalan kontolnya membuat pantatku agak bengkak dan sakit, dia malah tertawa
mendengarkan obrolannku,
“tapi masih mau lagi kan pak ngerasain kontolku?” tanyanya
“tentu donk “ jawabku sambil tertawa.
Walaupun sakit tapi nikmatnya luar biasa tambahku, tapi
kalau bisa jangan minggu ini ya pak aku dientotnya soalnya masih pedih kalau
buang air hehe, kalau dipaksakan nanti berdarah ucapku bercanda. Sesuai rencana
kulihat Pak Doni berjalan memasuki Food Court, aku berbisik ke Pak Beni , kalau
atasanku ada disini, diapun menoleh melihat Pak Doni.
“Lucu” katanya
“Suka?” tanyaku ke Pak Beni.
“Suka she pendek gempal putih getu, paling suka aku
ngentotin bapak bapak yang berbodi seperti itu” ujarnya
“Emangnya bos kamu suka kontol Pak Sardi?” tanya Pak Beni
padaku
“Entah ya Pak” jawabku bohong.
“Semoga aja she suka ya Pak, soalnya aku horny juga liat dia”
ujar Pak Beni saat itu, matanya kuliat terus mengikuti langkah Pak Doni yang
ketika itu sedang memesan makanan. Actingnya bagus juga saat itu, dia seperti
kebingungan untuk mencari tempat duduk untuk makan, aku pun kemudian sesuai
rencan memanggil Pak Doni agar bergabung bersama kami. Pak Doni mendekat kearah
kami.
“Ehhhhhh Pak Sardi lagi makan siang disini juga, makasih ya
sudah boleh bergabung “ Kata Pak Doni.
“Kenalin Pak, ini Pak Beni, dia Pengacara yang kantornya
disini juga, hanya saja beda lantai “
aku mengenalkan mereka berdua saat itu, ada gurat kesenangan kuliat dari
wajah mereka berdua. Kemudian mereka bersalaman saling memperkenalkan diri.
Ternyata Pak Doni sangat pandai acting, dia betul betul jaim
saat itu, tapi dia sangat ramah dan bisa nyambung dengan obrolan obrolan yang
terjadi. Kulihat Pak Beni sering curi curi pandang kearah Pak Doni, dia sangat
jatuh hati ternyata pada atasanku, aku jadi berpikir bahwa rencanaku untuk Pak
Doni agar bisa merasakan kontol tebal milik Pak Beni akan bisa terwujud. Pak
Doni pun merasakan kalau dirinya selalu diperhatikan sehingga dia jadi salah
tingkah dan senyum senyum sendiri jadinya.
Selesai makan kami bertiga memesan kopi agar bisa mengobrol lebih lama
lagi. Sebagai pria yang berpengalaman dalam dunia gay, Pak Beni juga mengetahui
kalau Pak Doni ini sebenarnya tertarik padanya, tapi dia akan memancignnya
secara elegan.
“Permisi ya bapak bapak aku kebelet pipis” ujar Pak Beni.
“Ada yang mau ikut? Katanya bercanda.
“Aku juga kebetulan
kebelet pipis juga” kata Pak Doni
Pak Beni tersenyum penuh keyakinan kalau Pak Doni telah
masuk perangkapnya, padahal Pak Doni memang juga menyukai dirinya akibat cerita
ceritaku. Mereka berdua kemudian berjalan ke toilet, aku memandang dua sosok
bapak bapak gempal berjalan membuatku tersenyum jadinya, seksi bapak ini karena
aku sudah pernah melihat mereka dalam keadaan bugil. Hehehe
(sesuai cerita dari Pak Doni padaku)
Karena toilet dilantai itu sedang rusak, Pak Beni mengajak
Pak Doni untuk ke toilet dilantai basement, karena paling dekat. Pak Doni pun
mengikuti saran dari Pak Beni kemudian mereka memasuki lift turun ke toilet
basement. Sambil berjalan Pak Beni dengan mengelus ngeluskan batang kontolnya
saat itu agar ketika tiba di toilet kontolnya akan ngaceng dan akan kencing
bersebelahan dengan Pak Doni. Sampai di toilet ternyata suasananya sangat sepi,
karena memang disitu jarang ada orang. Pak Beni memilih urinoir paling ujung
dan Pak Doni kencing disebelahnya, kontol Pak Beni sudah tegang saat itu,
kemudian dikeluarkan dari resleting celananya, dan Pak Doni pun dengan gaya
kencingnya yang menurunkan celananya membuat pantat bulatnya terlihat. Berkedut
kedut kontol Pak Beni melihatnya, karena pantat bulat Pak Doni sangat seksi
dalam bayangannya. Sengaja Pak Beni mengajak Pak Doni ngobrol saat kencing
berharap Pak Doni akan melihat kontolnya yang gemuk ini. Ternyata pancingannya
berhasil, dan membuat Pak Doni terbengong bengong melihat kontolnya Pak Beni. Mendadak
saja kontol Pak Doni juga ikut ngaceng karena melihat kontol gemuk Pak Beni.
Pak Beni yang melihat perubahan pada kontol Pak Doni jadi
memahami bahwa Pak Doni juga pecinta kontol.
“Suka”? tanya Pak Beni blak blak an saat itu.
Karena sudah dibakar birahi tanpa malu malu Pak Doni
menganggukan kepalanya, karena suasana toilet sepi tangan pak Doni kemudian
ditarik supaya dia menggenggam kontolnya saat itu. Kini kontol Pak Beni telah
berada dalam genggaman Pak Doni. Gerakan mengocok dilakukan oleh pak doni saat
itu sampai sampai Pak Beni mendesah pelan saat itu. Karena tidak tahan akan
gerakan mengocok itu Pak Beni menarik badan Pak Doni masuk kedalam bilik, dan
cepat cepat menguncinya.
Didalam bilik toilet dipeluknya tubuh Pak doni dengan
gemasnya, dan kemudian mereka berciuman dengna sangat mesra dan lembut, mereka
tidak ingin mengeluarkan suara suara mencurigakan saat itu, seandainya tiba
tiba ada orang masuk kedalam toilet. Pak Beni lalu menekan tubuh Pak Doni untuk
berjongkok kemudian mamasukkan batang kontol gemuknya kedalam mulut Pak Doni. Kontol
gemuk ini lalu dihisap dan dijliat jilat oleh Pak Doni, saking tebalnya
ternyata mulutnya juga susah untuk menghisapnya. Sambil mengocokkan kontolnya
sendiri dia terus menghisap hisap kontol Pak Beni. Desahan desahan kecil keluar
dari mulut mereka berdua, tapi tidak keras. Sekitar 5 menit Pak doni mengisap
ngisap kontolnya Pak Beni saat itu, kemudian dia membisikkan ke telinga Pak
Beni, kalau dia ingin merasakan ditembak dengan kontol gemuk ini. Pak Beni
meyakinkan kembali niat Pak Doni saat itu, takut kalau Pak Doni nanti teriak
kesakitan dan membuat suasana gaduh di dalam toilet. Pak Doni meyakinkan Pak
Beni bahwa dia tidak akan berteriak kesakitan.
Akhirnya Pak Beni mengalah, karena dia juga mengingkan
kontolnya ini menembus pantas Pak Doni. Pak Beni kemudian duduk ditoilet sambil
mengocok ngocokkan kontolnya, kemudian meludah ditelapak tangannya dicampur
sedikit air dan melumurkannya kebatang kontolnya yang gemuk, hal itu
dilakukannya sebagai pelumas nanti. Pak Doni juga meludah ditelapak tangannya
kemudian melumurkan ludahnya di lubang duburnya lalu menempelkan kepala kontol
Pak Beni tepat dilubangnya, digesek gesekan kepala kontolnya terlebih
dahulu,agar otot otot pantatnya bisa rilex, ketika dirasa susah siap, Pak Doni
kemudian menurunkan pantatnya, dan Pak Beni memberi tekanan pada batang
kontolnya sehingga kepala kontolnya menembus lubang Pak Doni. Memang betul
betul tebal kontol Pak Beni, sampai sampai dirinya merasakan sakit juga, tapi
dia menahan rasa sakitnya itu supaya tidak gaduh. Dia mendiamkan batang kontol
Pak Beni dalam lubangnya saat itu, karena ingin beradaptasi terlebih dahulu,
ketika rasa nikmat sudah menjalari sendi sendi tubuhnya, Pak Doni menggoyang
goyangkan pantatnya naik turun, dan mengeluarkan kemampuan kemutan cincin
lubang duburnya. Pak Beni terkejut merasakan kontolnya seperti diperas peras
didalam lubang dubur Pak Doni, sehingga dia mengerang ngerang pelan tanda dia
sangat menikmatinya. Tangannya kemudian meraih kontol Pak Doni untuk dikocok
kocoknya sambil ngentot, karena bermain sex di public area membuat mereka tidak
bisa mengerang ngerang secara bebas, andrenalin mereka terpacu cepat membuat
gelombang orgasme sangat cepat datangnya, 10 menit kemudian Pak beni
membisikkan ke Pak doni bahwa dirinya akan keluar, dan pak Doni mempercepat
goyangan dan kemutan sampai Pak Beni menumpahkan spermanya didalam lubang Pak
Doni, dan Pak Doni juga sudah mencapai orgasmenya dengan dikocok tadi. Dilepaskannya
batang kontol Pak Beni dari lubang duburnya kemudian membersihkan lubang keduburnya
dari sisa sisa sperma. Mereka tadi
bersetubuh tidak bugil, celana mereka hanya diturunkan kebawah. Sungguh quicky
sex yang sangat hebat. Sesudah kembali merapikan pakaiannya, mereka berdua
keluar dari bilik toilet bergantian, pertama adalah Pak Beni, ketika suasana
masih sepi dia mengetok pintu agar Pak Doni segera keluar dari bilik dan
kembali ke dalam Food Court.
Aku saat itu seperti kambing congek dibuatnya.. hampir 20
menit aku menunggu dua orang bapak bapak ini kencing. Aku tidak berpikiran
bahwa mereka akan bercinta tadi. Karena mau ml dimana saat ini. Dengan wajah
berseri seri kedua bapak ini menghampiriku , dan duduk kembali di meja meminum kopi mereka yang telah dingin. Pak
Beni mengedipkan mata padaku, sehingga aku paham kalau dia sudah berhasil mendapatkan
keinginannya, dan wajah ceria Pak Beni membuatku berpikir kalau keinginannya
juga sudah terwujud.
Pukul 13:30 kami akhirnya bubar, dan kembali kekantor
masing2. Ketika aku berjalan bersama Pak Doni
dia mengatakan bahwa ceritaku memang benar, kalau kontol Pak Beni memang
sangat tebal, nanti aku ceritakan diruanganku ujarnya . akupun tersenyum senang
karena melihat Pak Doni atasanku sangat bahagia saat itu.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar