Minggu, 16 April 2017

SEX AFTER LUNCH 2

SEX AFTER LUNCH 2

Cerita ini hanyalah fiktif dan khayalan belaka 

Tokoh dalam cerita ini :


Aku (Pak Sardi ) : Umur 44 tahun, gempal, berbulu dada, tinggi 170 berat 80 kg, berkumis tebal, maried, manly, macho, rule sex : Vers (bot)
Pak 
Pak Doni : Direktur Marketing tempat ku bekerja, umur 55 tahun, perawakan, tinggi 165 cm berat 75 cm, berkumis, gempal, sedikit botak bagian depan keturunan chinese berkulit putih, bermata sipit, humoris, married, putih, Rule Sex (Bot).
Pak Beni : Pengacara , umur 45 tahun, perawakan tinggi 170 75 kg gempal manly berkumis berbulu dada, putih, rapi, married, Rule Sex (Pure Top)


Tiga hari kemudian aku mengajak Pak Beni makan di food Court yang ada di Gedung ini. Aku ingin menjalankan rencanaku mengenalkan Pak Doni atasanku ke Pak Beni, tapi dengan kondisi kondisi yang dibuat seolah olah kebetulan. Pak Beni mengiyakan ajakanku makan siang bersama di food court, dan kami janjian ketemuan di Food Court sekitar pukul 11 : 00.  Aku menyampai ke Pak Doni kalau aku akan makan siang bersama Pak Beni siang ini, dia tampak tersenyum mendengarnya, sesuai rencana nya nanti kita , Pak Doni nanti seolah2 ga sengaja ketemu  aku dan Pak Beni, kemudian aku akan menawarkan untuk bergabung hehehehe. Aku turun ke lantai food court sesuai jam janjianku, kuliat Pak Beni sudah ada disana dia sudah memesan makanan dan duduk di meja. Dia melambaikan tangannya sebagai tanda dirinya ada di meja itu, aku pun memesan makan dan minuman kemudian duduk di mejanya. Sambil makan kami berbincang bincang, dia bilang kalau dia kangen sama lubang saya, hehehe akupun tersenyum mendengarnya. Aku bilang permainan Pak Beni sangat luar biasa, tapi ketebalan kontolnya membuat pantatku agak bengkak dan sakit, dia malah tertawa mendengarkan obrolannku,
“tapi masih mau lagi kan pak ngerasain kontolku?” tanyanya
“tentu donk “ jawabku sambil tertawa.
Walaupun sakit tapi nikmatnya luar biasa tambahku, tapi kalau bisa jangan minggu ini ya pak aku dientotnya soalnya masih pedih kalau buang air hehe, kalau dipaksakan nanti berdarah ucapku bercanda. Sesuai rencana kulihat Pak Doni berjalan memasuki Food Court, aku berbisik ke Pak Beni , kalau atasanku ada disini, diapun menoleh melihat Pak Doni.
“Lucu” katanya
“Suka?” tanyaku ke Pak Beni.
“Suka she pendek gempal putih getu, paling suka aku ngentotin bapak bapak yang berbodi seperti itu” ujarnya
“Emangnya bos kamu suka kontol Pak Sardi?” tanya Pak Beni padaku
“Entah ya Pak” jawabku bohong.
“Semoga aja she suka ya Pak, soalnya aku horny juga liat dia” ujar Pak Beni saat itu, matanya kuliat terus mengikuti langkah Pak Doni yang ketika itu sedang memesan makanan. Actingnya bagus juga saat itu, dia seperti kebingungan untuk mencari tempat duduk untuk makan, aku pun kemudian sesuai rencan memanggil Pak Doni agar bergabung bersama kami. Pak Doni mendekat kearah kami.
“Ehhhhhh Pak Sardi lagi makan siang disini juga, makasih ya sudah boleh bergabung “ Kata Pak Doni.
“Kenalin Pak, ini Pak Beni, dia Pengacara yang kantornya disini juga, hanya saja beda lantai “  aku mengenalkan mereka berdua saat itu, ada gurat kesenangan kuliat dari wajah mereka berdua. Kemudian mereka bersalaman saling memperkenalkan diri.
Ternyata Pak Doni sangat pandai acting, dia betul betul jaim saat itu, tapi dia sangat ramah dan bisa nyambung dengan obrolan obrolan yang terjadi. Kulihat Pak Beni sering curi curi pandang kearah Pak Doni, dia sangat jatuh hati ternyata pada atasanku, aku jadi berpikir bahwa rencanaku untuk Pak Doni agar bisa merasakan kontol tebal milik Pak Beni akan bisa terwujud. Pak Doni pun merasakan kalau dirinya selalu diperhatikan sehingga dia jadi salah tingkah dan senyum senyum sendiri jadinya.  Selesai makan kami bertiga memesan kopi agar bisa mengobrol lebih lama lagi. Sebagai pria yang berpengalaman dalam dunia gay, Pak Beni juga mengetahui kalau Pak Doni ini sebenarnya tertarik padanya, tapi dia akan memancignnya secara elegan.
“Permisi ya bapak bapak aku kebelet pipis” ujar Pak Beni.
“Ada yang mau ikut? Katanya bercanda.
“Aku juga  kebetulan kebelet pipis juga” kata Pak Doni
Pak Beni tersenyum penuh keyakinan kalau Pak Doni telah masuk perangkapnya, padahal Pak Doni memang juga menyukai dirinya akibat cerita ceritaku. Mereka berdua kemudian berjalan ke toilet, aku memandang dua sosok bapak bapak gempal berjalan membuatku tersenyum jadinya, seksi bapak ini karena aku sudah pernah melihat mereka dalam keadaan bugil. Hehehe
(sesuai cerita dari Pak Doni padaku)
Karena toilet dilantai itu sedang rusak, Pak Beni mengajak Pak Doni untuk ke toilet dilantai basement, karena paling dekat. Pak Doni pun mengikuti saran dari Pak Beni kemudian mereka memasuki lift turun ke toilet basement. Sambil berjalan Pak Beni dengan mengelus ngeluskan batang kontolnya saat itu agar ketika tiba di toilet kontolnya akan ngaceng dan akan kencing bersebelahan dengan Pak Doni. Sampai di toilet ternyata suasananya sangat sepi, karena memang disitu jarang ada orang. Pak Beni memilih urinoir paling ujung dan Pak Doni kencing disebelahnya, kontol Pak Beni sudah tegang saat itu, kemudian dikeluarkan dari resleting celananya, dan Pak Doni pun dengan gaya kencingnya yang menurunkan celananya membuat pantat bulatnya terlihat. Berkedut kedut kontol Pak Beni melihatnya, karena pantat bulat Pak Doni sangat seksi dalam bayangannya. Sengaja Pak Beni mengajak Pak Doni ngobrol saat kencing berharap Pak Doni akan melihat kontolnya yang gemuk ini. Ternyata pancingannya berhasil, dan membuat Pak Doni terbengong bengong melihat kontolnya Pak Beni. Mendadak saja kontol Pak Doni juga ikut ngaceng karena melihat kontol gemuk Pak Beni.
Pak Beni yang melihat perubahan pada kontol Pak Doni jadi memahami bahwa Pak Doni juga pecinta kontol.
“Suka”? tanya Pak Beni blak blak an saat itu.
Karena sudah dibakar birahi tanpa malu malu Pak Doni menganggukan kepalanya, karena suasana toilet sepi tangan pak Doni kemudian ditarik supaya dia menggenggam kontolnya saat itu. Kini kontol Pak Beni telah berada dalam genggaman Pak Doni. Gerakan mengocok dilakukan oleh pak doni saat itu sampai sampai Pak Beni mendesah pelan saat itu. Karena tidak tahan akan gerakan mengocok itu Pak Beni menarik badan Pak Doni masuk kedalam bilik, dan cepat cepat menguncinya.
Didalam bilik toilet dipeluknya tubuh Pak doni dengan gemasnya, dan kemudian mereka berciuman dengna sangat mesra dan lembut, mereka tidak ingin mengeluarkan suara suara mencurigakan saat itu, seandainya tiba tiba ada orang masuk kedalam toilet. Pak Beni lalu menekan tubuh Pak Doni untuk berjongkok kemudian mamasukkan batang kontol gemuknya kedalam mulut Pak Doni. Kontol gemuk ini lalu dihisap dan dijliat jilat oleh Pak Doni, saking tebalnya ternyata mulutnya juga susah untuk menghisapnya. Sambil mengocokkan kontolnya sendiri dia terus menghisap hisap kontol Pak Beni. Desahan desahan kecil keluar dari mulut mereka berdua, tapi tidak keras. Sekitar 5 menit Pak doni mengisap ngisap kontolnya Pak Beni saat itu, kemudian dia membisikkan ke telinga Pak Beni, kalau dia ingin merasakan ditembak dengan kontol gemuk ini. Pak Beni meyakinkan kembali niat Pak Doni saat itu, takut kalau Pak Doni nanti teriak kesakitan dan membuat suasana gaduh di dalam toilet. Pak Doni meyakinkan Pak Beni bahwa dia tidak akan berteriak kesakitan.
Akhirnya Pak Beni mengalah, karena dia juga mengingkan kontolnya ini menembus pantas Pak Doni. Pak Beni kemudian duduk ditoilet sambil mengocok ngocokkan kontolnya, kemudian meludah ditelapak tangannya dicampur sedikit air dan melumurkannya kebatang kontolnya yang gemuk, hal itu dilakukannya sebagai pelumas nanti. Pak Doni juga meludah ditelapak tangannya kemudian melumurkan ludahnya di lubang duburnya lalu menempelkan kepala kontol Pak Beni tepat dilubangnya, digesek gesekan kepala kontolnya terlebih dahulu,agar otot otot pantatnya bisa rilex, ketika dirasa susah siap, Pak Doni kemudian menurunkan pantatnya, dan Pak Beni memberi tekanan pada batang kontolnya sehingga kepala kontolnya menembus lubang Pak Doni. Memang betul betul tebal kontol Pak Beni, sampai sampai dirinya merasakan sakit juga, tapi dia menahan rasa sakitnya itu supaya tidak gaduh. Dia mendiamkan batang kontol Pak Beni dalam lubangnya saat itu, karena ingin beradaptasi terlebih dahulu, ketika rasa nikmat sudah menjalari sendi sendi tubuhnya, Pak Doni menggoyang goyangkan pantatnya naik turun, dan mengeluarkan kemampuan kemutan cincin lubang duburnya. Pak Beni terkejut merasakan kontolnya seperti diperas peras didalam lubang dubur Pak Doni, sehingga dia mengerang ngerang pelan tanda dia sangat menikmatinya. Tangannya kemudian meraih kontol Pak Doni untuk dikocok kocoknya sambil ngentot, karena bermain sex di public area membuat mereka tidak bisa mengerang ngerang secara bebas, andrenalin mereka terpacu cepat membuat gelombang orgasme sangat cepat datangnya, 10 menit kemudian Pak beni membisikkan ke Pak doni bahwa dirinya akan keluar, dan pak Doni mempercepat goyangan dan kemutan sampai Pak Beni menumpahkan spermanya didalam lubang Pak Doni, dan Pak Doni juga sudah mencapai orgasmenya dengan dikocok tadi. Dilepaskannya batang kontol Pak Beni dari lubang duburnya kemudian membersihkan lubang keduburnya dari  sisa sisa sperma. Mereka tadi bersetubuh tidak bugil, celana mereka hanya diturunkan kebawah. Sungguh quicky sex yang sangat hebat. Sesudah kembali merapikan pakaiannya, mereka berdua keluar dari bilik toilet bergantian, pertama adalah Pak Beni, ketika suasana masih sepi dia mengetok pintu agar Pak Doni segera keluar dari bilik dan kembali ke dalam Food Court.
Aku saat itu seperti kambing congek dibuatnya.. hampir 20 menit aku menunggu dua orang bapak bapak ini kencing. Aku tidak berpikiran bahwa mereka akan bercinta tadi. Karena mau ml dimana saat ini. Dengan wajah berseri seri kedua bapak ini menghampiriku , dan duduk kembali di meja  meminum kopi mereka yang telah dingin. Pak Beni mengedipkan mata padaku, sehingga aku paham kalau dia sudah berhasil mendapatkan keinginannya, dan wajah ceria Pak Beni membuatku berpikir kalau keinginannya juga sudah terwujud.
Pukul 13:30 kami akhirnya bubar, dan kembali kekantor masing2. Ketika aku berjalan bersama Pak Doni  dia mengatakan bahwa ceritaku memang benar, kalau kontol Pak Beni memang sangat tebal, nanti aku ceritakan diruanganku ujarnya . akupun tersenyum senang karena melihat Pak Doni atasanku sangat bahagia saat itu.
BERSAMBUNG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar